Bintang Sejahtera, Mataram – Selama 3 hari dari tanggal 27-29 Februari 2020 lalu, Bank Sampah Bintang Sejahtera sebagai pelopor Bank Sampah di NTB melakukan assessment ke Kabupaten Sumbawa Besar. Ini merupakan proses awal untuk menyebarkan virus semangat peduli sampah di pulau yang terkenal dengan susu kuda liarnya itu.
Sebagai sebuah lembaga pemerhati lingkungan yang menekankan Social Empowerment yang berkelanjutan, maka penilaian awal perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar masyarakat mengenai pengelolaan sampah yg baik dan benar serta untuk menyerap aspirasi dan kearifan lokal sebagai bahan dasar kajian tentang pendekatan terbaik yg harus dipakai dalam memperkenalkan konsep dan cara pandang baru di masyarakat.
Bersama dengan PLAN INTERNATIONAL kami mengunjungi 18 desa dan kelurahan di 8 kecamatan berbeda dan menemukan banyak hal menarik dan semangat menggebu dari masyarakat dan pemerintah desa untuk segera mendirikan Bank Sampah di desa masing-masing. Semangat awal ini sangat penting sebagai pemantik ledakan potensi untuk membersihkan sumbawa dari sampah sampah dan menuju target zero waste 2023.
Setelah kegiatan assessment, beberapa desa-desa akan diprioritaskan sebagai pilot project untuk pengembangan bank sampah di Kabupaten Sumbawa Besar. Kegiatan pengembangan selanjutnya meliputi proses sosialisasi, technical training, penguatan kelembagaan bank sampah serta pendampingan manajemen operasional Bank Sampah.
Hasil penilaian kami menunjukkan bahwa desa-desa tersebut sangat potensial karena sudah memiliki basis kesadaran komunal untuk memulai, seperti salah satu RW di Kelurahan Bugis yang dengan kesadaran sendiri para pemudanya sudah melakukan upcycling sampah menjadi kerajinan yang bernilai dan karya mereka telah mendapat penghargaan di tingkat kabupaten. Di RW yang lain, mereka secara mandiri menginisiasi Pustaka Apung di salah satu sungai terbesar yang membelah Kota Sumbawa, yang tentunya dengan sedikit sentuhan inovasi dan perapian manajemen, persampahan RW ini berpotensi untuk merubah wajah sungai menjadi area wisata edukatif baru di tengah-tengah Kota Sumbawa.
Itu adalah sebagian cerita dan semangat yg kami dapatkan selama 3 hari berkeliling di bumi Sabalong Samalewa. Masih banyak cerita semangat lain yg juga luar biasa seperti semangat kawan2 komunitas orang2 istimewa. Kami sengaja mengganti istilah “disabilitas” dengan “istimewa” karena mereka mampu menembus batasan semangat orang-orang kebanyakan, mereka dengan lantang bersuara tanpa kata untuk siap menjalankan program bank sampah.Karena itu, kami sangat optimis Sumbawa akan menjadi salah satu episentrum semangat gerakan pilah sampah dari rumah melalui Program Bank Sampah.
.
Setelah ini, kami akan merambah ke Labuhan Bajo di Pulau Flores, NTT untuk menyapa Kabupaten Manggarai, menebarkan semangat yang sama, masih bersama PLAN INTERNATIONAL menuju Indonesia Bersih 2025.